- Raksasa internet
Google telah merambah dunia teknologi yang berpengaruh pada kehidupan
banyak orang. Setelah merambah dan dominan dalam sistem operasi mobile,
dengan Android OS, Google mulai merambah ke dalam sektor baru, wearble
gadget alias perangkat yang bisa dipakai. Produknya adalah kaca mata
Google Glass.
Dengan Google Glass,
orang bisa bertelepon, sms, chat, browsing dan melakukan segala fungsi
yang dimiliki smartphone. Dalam konferensi TED di California, Jumat
kemarin, pendiri dan bos Google Sergey Brin mengenakan kacamata ini.
Dengan kaca mata ini, menurut Brin smartphone itu mengekang aktivitas
manusia.
"Ketika kami memulai Google 15 tahun lalu, kami membayangkan informasi yang datang pada kita saat dibutuhkan, tanpa perlu dicari," ujarnya. Namun dengan adanya smartphone, yang berbentuk kotak, membuat perhatian orang malah tersedot ke dalam smartphone. Membungkuk menatap smartohone "Ini mengekang kita. Ini bukanlah cara kita berinteraksi dengan orang lain dan tak membebaskan pandangan anda," ujarnya.
Tentu omongan Brin ini adalah trik jualan. Dia menyodorkan Google Glass. Menurutnya, gagdget ini tak mengekang dan membebaskan pandangannya walau tetap mengonsumsi informasi dari dunia maya. Gadget yang bisa dipakai ini di kepala ini bentuknya seperti kaca mata. Dalam dua tahun terakhir pengembangan, produk ini telah mengalamai banyak perkembangan. ?Saat pertama dibuat, bentuknya seperti ponsel dan kaca mata menyatu, dan menempel di kepala,? ujarya. Fungsinya laiknya ponsel, hanya bentuknya seperti kaca mata dan diperintah melalui suara.
Ini seperti bayangan Brin dan Larry Page, rekannya pendiri Google, 15 tahun lalu. Bahwa informasi datang saat dibutuhkan. Dengan teknologi Augmented Reality, maka segala informasi yang diperlukan bisa tampil dalam kaca mata. Google Glass juga bisa menelpon, bikin janji, menampilkan peta, memotret/merekam dan melakukan fungsi smartphone.
Perangkat ini masih terbatas jumlahnya. Harganya juga cukup mahal, US $ 1.500, atauu hampir Rp 15 juta. Simak berita teknologi lainnya di sini.
GUARDIAN | NUR ROCHMI
Baca juga:
Mahasiswa Unibraw Temukan Bakteri Anti-diabetes
Aneka Gadget Unik di Mobile World Congress
3 Spesies Baru Kecoa Raksasa Ditemukan
Meteorit Besar Ditemukan di Antartika
"Ketika kami memulai Google 15 tahun lalu, kami membayangkan informasi yang datang pada kita saat dibutuhkan, tanpa perlu dicari," ujarnya. Namun dengan adanya smartphone, yang berbentuk kotak, membuat perhatian orang malah tersedot ke dalam smartphone. Membungkuk menatap smartohone "Ini mengekang kita. Ini bukanlah cara kita berinteraksi dengan orang lain dan tak membebaskan pandangan anda," ujarnya.
Tentu omongan Brin ini adalah trik jualan. Dia menyodorkan Google Glass. Menurutnya, gagdget ini tak mengekang dan membebaskan pandangannya walau tetap mengonsumsi informasi dari dunia maya. Gadget yang bisa dipakai ini di kepala ini bentuknya seperti kaca mata. Dalam dua tahun terakhir pengembangan, produk ini telah mengalamai banyak perkembangan. ?Saat pertama dibuat, bentuknya seperti ponsel dan kaca mata menyatu, dan menempel di kepala,? ujarya. Fungsinya laiknya ponsel, hanya bentuknya seperti kaca mata dan diperintah melalui suara.
Ini seperti bayangan Brin dan Larry Page, rekannya pendiri Google, 15 tahun lalu. Bahwa informasi datang saat dibutuhkan. Dengan teknologi Augmented Reality, maka segala informasi yang diperlukan bisa tampil dalam kaca mata. Google Glass juga bisa menelpon, bikin janji, menampilkan peta, memotret/merekam dan melakukan fungsi smartphone.
Perangkat ini masih terbatas jumlahnya. Harganya juga cukup mahal, US $ 1.500, atauu hampir Rp 15 juta. Simak berita teknologi lainnya di sini.
GUARDIAN | NUR ROCHMI
Baca juga:
Mahasiswa Unibraw Temukan Bakteri Anti-diabetes
Aneka Gadget Unik di Mobile World Congress
3 Spesies Baru Kecoa Raksasa Ditemukan
Meteorit Besar Ditemukan di Antartika