Sabtu, 02 Maret 2013

Kredo Puisi Karya sang 'Presiden Penyair Indonesia'

Kredo Puisi Karya sang 'Presiden Penyair Indonesia' - Siapa dipelosok negeri ini ang tidak kenal dengan nama Sutardji Calzoum Bachri ? sang 'Presiden Penyair Indonesia' yang tersohor di pelosok negeri yang melegenda. banyak menghisilkan karya sastra tinggi.
Sutardji Calzoum Bachri (lahir di Rengat, Indragiri Hulu, 24 Juni 1941; umur 70 tahun) Merupakan Pujangga Indonesia terkemuka. Ia digelari 'presiden penyair Indonesia'.

Karyanya yang paling Terkenal yaitu Kredo Puisi yang menarik perhatian dunia sastra di Indonesia.
berikut akan saya suguhkan Kredo Puisi Karya sang 'Presiden Penyair Indonesia'



Kredo Puisi Karya sang 'Presiden Penyair Indonesia'


KREDO PUISI

Kata-kata bukanlah alat mengantarkan pengertian. Dia bukan seperti pipa yang menyalurkan air. Kata adalah pengertian itu sendiri. Dia bebas.

Kalau diumpamakan dengan kursi, kata adalah kursi itu sendiri dan bukan alat untuk duduk. Kalau diumpamakan dengan pisau, dia adalah pisau itu sendiri dan bukan alat untuk memotong atau menikam.

Dalam kesehari-harian kata cenderung dipergunakan sebagai alat untuk menyampaikan pengertian. Dianggap sebagai pesuruh untuk menyampaikan pengertian. Dan dilupakan kedudukannya yang merdeka sebagai pengertian.
Dalam puisi saya, saya bebaskan kata-kata dari tradisi lapuk yang membelenggunya seperti kamus dan penjajahan-penjajahan lain seperti moral kata yang dibebankan masyarakat pada kata tertentu dengan dianggap kotor(obscene) serta penjajahan gramatika.

Bila kata dibebaskan, kreatifitaspun dimungkinkan. Karena kata-kata bisa menciptakan dirinya sendiri, bermain dengan dirinya sendiri, dan menentukan kemauan dirinya sendiri. Pendadakan yang kreatif bisa timbul, karena kata yang biasanya dianggap berfungsi sebagai penyalur pengertian, tiba-tiba, karena kebebasannya bisa menyungsang terhadap fungsinya. Maka timbullah hal-hal yang tak terduga sebelumnya, yang kreatif.

Dalam (penciptaan) puisi saya, kata-kata saya biarkan bebas. dalam gairahnya karena telah menemukan kebebasan, kata-kata meloncat-loncat dan menari diatas kertas, mabuk dan menelanjangi dirinya sendiri, mundar-mandir dan berkali-kali menunjukkan muka dan belakangnya yang mungkin sama atau tak sama, membelah dirinya dengan bebas, menyatukan dirinya sendiri dengan yang lain untuk memperkuat dirinya, membalik atau menyungsangkan sendiri dirinya dengan bebas, saling bertentangan sendiri satu sama lainnya karena mereka bebas berbuat semaunya atau bila perlu membunuh dirinya sendiri untuk menunjukkan dirinya bisa menolak dan berontak terhadap pengertian yang ingin dibebankan kepadanya.

Sebagai penyair saya hanya menjaga--sepanjang tidak mengganggu kebebasannya-- agar kehadirannya yang bebas sebagai pembentuk pengertiannya sendiri, bisa mendapatkan aksentuasi yang maksimal.
Menulis puisi bagi saya adalah membebaskan kata-kata, yang berarti mengembalikan kata pada awal mulanya. Pada mulanya adalah Kata.
Dan kata pertama adalah mantera. Maka menulis puisi bagi saya adalah mengembalikan kata kepada mantera.


Sutardji Calzoum Bachri
Bandung, 30 Maret 1973

Kredo Puisi Karya sang 'Presiden Penyair Indonesia




Demikianlah Kredo Puisi Karya sang 'Presiden Penyair Indonesia yang dapat saya tuturkan disini, semoga manfaat #aamiin :)

0 komentar:

Posting Komentar

Hak cipta di lindungi oleh yang punya tahun (c) 2013. Diberdayakan oleh Blogger.
 

Copyright © Faceblog.com Design by BTDesigner | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger